Senin, 24 Januari 2011

Pengaman Sepeda Motor dengan Sensor Sentuh

Bagaimana cara mengamankan sepeda motor?

Pengamanan motor pada dasarnya adalah membuat saklar ganda selain sakalar pada kunci motor. Motor hanya bisa dihidupkan jika baik kunci maupun saklar ganda ON. Saklar ganda ini biasanya ditempatkan pada tempat yang tersembunyi. Biasanya di bawah jok.
Walaupun cara tersebut sangat sederhana, akan tetapi cukup efektif untuk membuat pencuri mengurungkan niatnya mencuri sepeda motor Anda. Secara umum, pencuri beraksi dalam waktu cepat. Jadi, jika setelah dia memutar kunci dengan cara paksa menggunakan kunci T, ternyata tidak serta merta membuat motor bisa dihidupkan, maka dia akan memilih untuk membatalkan niatnya mencuri motor tersebut ketimbang mencari tahu posisi saklar rahasianya. Terlalu beresiko!
Akan tetapi walaupun efektif, cara tersebut memiliki kelemahan. Pertama, setiap kali kita mematikan motor, kita juga harus mematikan saklar rahasia. Jika kita terlupa mematikan saklar rahasia tersebut, maka berarti pengamanan menjadi tidak berfungsi. Kelemahan kedua adalah, bahwa biasanya pencuri mengamati terlebih dahulu motor yang akan dicuri. Jadi, saat kita sedang membuka jok dan mematikan saklar rahasia, bisa jadi si pencuri memperhatikan kita dan tahu posisi saklar tersebut.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, kita bisa menggunakan relay.


Skema Rangkaian Relay
Skema Rangkaian Relay. Klik untuk memperbesar
Relay di aktifkan menggunakan transistor NPN C9013 Q1. Relay hanya akan aktif jika Q1 ON. Sedangkan Q1 hanya akan ON jika basisnya mendapatkan arus yang cukup. Basis Q1 hanya bisa mendapat arus melalui R1 dan transistor PNP C9012 Q2. Jadi, Q1 hanya akan ON jika Q2 juga ON. Q2 akan ON jika basisnya mendapatkan tegangan yang lebih rendah dari emitornya sekitar -0,7V. Basis Q2 terhubung ke kolektor Q1 melalui R2. Dan karena Q1 masih OFF, maka kolektor ini akan tertarik ke tegangan catu daya melalui kumparan pada relay. Dengan demikian, basis Q2 akan memiliki tegangan yang sama dengan emitornya. Oleh karena itu, Q2 juga akan OFF.
Susunan dioda D2 dan R4 menjadikan tegangan basis Q2 hanya ditarik menuju tegangan catu melalui relay kemudian melalui R2 saja yg besarnya adalah 1M. Jika kita menyentuh sensor sementara bagian tubuh kita yang lain juga menyentuh ground, maka tegangan basis Q2 akan tertarik ke bawah. Tarikan ke arah tegangan catu oleh R2 terlalu kecil dibandingkan tarikan ke bawah melalui tangan. Hal ini mengakibatkan basis Q2 menjadi lebih rendah dari emitornya. Dengan demikian, Q2 akan ON. Jika Q2 ON, maka Q1 juga akan ON. Dan jika Q1 ON, maka kolektor Q1 akan turun menjadi hanya sekitar 0,3V saja. Dengan susunan D2 dan R4, maka basis Q2 akan ditarik cukup kuat ke arah ground. Dengan demikian, walaupun tangan kita dilepaskan dari sensor, Q2 akan tetap dipertahankan untuk ON.
C1 digunakan untuk memastikan bahwa saat pertama kali rangkaian mendapatkan arus, maka basis Q2 akan bertegangan sama dengan emitornya. Dengan demikian, Q2 akan dijamin dalam keadaan OFF sampai sensor disentuh.
D1 digunakan untuk membuang tegangan yang dihasilkan oleh kumparan relay saat catu daya diputus. Hal ini berguna untuk mencegah kerusakan pada transistor karena tegangan tersebut.


Cara melakukan pemasangan.

Ada dua tipe CDI sepeda motor, yaitu CDI AC dan CDI DC.
Pada sepeda motor dengan menggunakan CDI AC, biasanya kunci motornya memiliki 4 kabel (lihat langsung dari belakang kunci). 2 kabel merupakan saklar normal terbuka, dan 2 kabel lagi saklar normal tertutup. Saklar normal terbuka digunakan untuk memutus atau menyambung Accu ke rangkaian kelistrikan motor. Sedangkan saklar normal tertutup digunakan untuk mengijinkan CDI menyala atau mencegahnya. Jika kedua kabel kendali CDI tersebut dihubungkan, maka CDI tidak bisa menyala. Sebaliknya jika kedua kabel tersebut diputus, maka CDI bisa menyala.


Kunci Motor dengan CDI AC
Kunci Motor dengan CDI AC. Klik untuk memperbesar
Untuk memasang rangkaian relay pada sepeda motor tipe ini, hubungkan + dari rangkaian ke titik B. Kemudian pasang secara paralel saklar relay dengan mengambil bagian normal tertutup ke titik C dan D. Ground dari rangkaian dihubungkan ke chasis sepeda motor.


Pemasangan pada CDI AC
Pemasangan pada CDI AC. Klik untuk memperbesar
Untuk mengetahui titik2 tersebut, lakukan percobaan berikut:
Pertama putar kunci pada posisi OFF. Gunakan Voltmeter dengan probe negatif dihubungkan ke chasis. Kemudain probe positif dicoba pada ke empat titik pada kunci. Hanya ada satu titik yang akan memiliki tegangan 12V. Nah, titik tersebut adalah titik A. Kemudian putar kunci ke posisi ON dan cari titik lain yang juga memiliki tegangan 12V. Titik tersebut adalah titik B. 2 titik lainnya adalah titik C dan D.
Sedangkan pada sepeda motor dengan CDI DC, maka kunci motor hanya memiliki 2 kabel saja. Jadi yg perlu Anda lakukan adalah mencari titik A saja. Dan otomatis titik yang lain adalah titik B. Sedangkan pemasangannya adalah dengan memotong hubungan B ke kelistrikan. Dari B dihubungkan ke + rangkaian dan common saklar relay. Kemudian dari normal terbuka dihubungkan ke kelistrikan motor. Jangan lupa, ground dari rangkaian dihubungkan ke chasis sepeda motor.


Pemasangan pada CDI DC
Pemasangan pada CDI DC. Klik untuk memperbesar
Sensor bisa ditempatkan dimana saja terserah Anda. Akan tetapi sensor harus benar-benar terisolasi dari chasis. Sebagai contoh, sambungkan sensor ke salah satu sekrup atau baud pada body motor (yang plastik) yang sekrup tersebut tidak menyentuh pada chasis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa Postingkan komentar.....!!!!!!